Monday, January 25, 2016

Breast Cancer : Cerita 2 : Diagnosa

Salah satu hasil mammografi yang digunakan dokter Onkologi untuk membuat diagnosa

--Baca cerita sebelumnya di cerita 1--

Malam itu, di malam Jumat, 27 November 2015, langsung sesuai saran dokter radiologi, gw konsul ke Dr Cahyo, dokter spesialis bedah Onkologi yang berpraktek di RSPI Puri Indah setiap hari Senin dan Kamis. Pada saat masuk ruangan, dokter Cahyo senyum2 sambil bilang " apa kabar mbak, sehat gini kok konsul ke saya".  Hmm, iya sih, gw juga berasanya sehat dok, apalah daya ternyata ada sesuatu di badan gw dok, huhuhu...
Setelah melihat hasil USG, mammografi dan juga perabaan (dokter ke 3 yang meraba gw, ihiy), saran dokter adalah dioperasi, dan bila tumornya ganas diangkat. Heh, diangkat? biar kecil imut gini, ya tetep aja gw kaget kalau payudara gw disuruh diangkat :(
Dokter bilang, operasi yang akan dilakukan adalah pembukaan jaringan, diambil jaringan tumor dan sekitarnya, dicek dengan VC, kemudian 30 menit kemudian, hasil patologi VC itu akan menentukan nasib payudara gw.  Bila tumornya ganas, langsung diangkat semuanya, plus limfenode (jaringan getah bening disekitarnya).  Bila jinak, hanya jaringan tumor diambil.  Gw rada keliyengan sih dengerin penjelasannya dia, tapi langsung bilang "Operasinya kapan dok sebaiknya?"
Dokter bilang Senin minggu depan (4 hari setelahnya) juga bisa, lebih cepat lebih baik. Namun demikian, dokter juga minta gw ngobrol dengan suami dan keluarga terdekat dulu.  Pada saat itu, gw yakin kalau Indra bakalan setuju sama apapun keputusan gw, apalagi kalau dasarnya adalah diagnosa dokter, juga data2 solid gini, so, langsung bilang ke dokter "suami saya mah kalau sudah jelas seperti ini, dan ada datanya, pasti setuju dok", tapi kemudian, gw juga minta undur sehari, ke hari Selasa minggu depannya. Entah kenapa, rasanya ngga asyik kalau di awal minggu harus operasi...
So, kemudian, sibuklah gw dengan atur booking kamar operasi dll dsb ke bagian administrasi sampai beres, bisa datang langsung Selasa jam 12 siang, untuk operasi malamnya jam 9 malam.
Begitu sampai rumah, bahkan ketika di menyetir di perjalanan pulang baru deh terasa semua informasi itu bikin penuh kepala. Pagi gw berangkat dengan tanpa ada firasat apapun, tapi malam ini gw pulang dengan hasil2 radiologi yang menunjukkan badan gw ada tumor yang entah ganas entah jinak, plus punya jadwal operasi besar dalam 5 hari kedapan. Too much information, too much sampai rasanya keliyengan.
Sampai di rumah dan cerita lengkap ke Indra, dia setuju untuk jalankan sesuai dengan dokter, namun dia juga berfikir untuk cari second opinion, buat cek-cek, siapa tahu ada diagnosa berbeda dari dokter lain.  Kita setuju buat pergi ke Siloam Kebun Jeruk di hari Sabtu.
Besoknya, gw juga info2 ke beberapa orang penting di kantor, teman yang mau gw titipin kerjaan, juga tentu saja atasan gw.  Karena semua orang di kantor gw itu baik2, bener2 gw dapet dukungan penuh dari semua orang, tapi mereka tetep juga menyarankan untuk cari second opinion.  Kalimat boss gw yang paling gw inget adalah : are you sure that the hospital is a good one? the doctor is good? you will still want to find second opinion, rite? Haha, mungkin sebagai pak bule, dia rada khawatir kalo di Indonesia rumah sakitnya kaya di film2 tahun 70an kali...
Sabtu, berdua sama Indra, gw konsul ulang ke Dr Agus Sutarman, spesialis bedah onkologi yang berpraktek di Siloam Kebun Jeruk. Karena gw biasa ke RSPI Puri yang lumayan sepi, agak kaget2 pas ke Siloam yang lumayan rame.  Antri dokternya juga cukup panjang sebelum dipanggil.
Diagnosa dan penjelasan Dr Agus bener2 pleketiplek sama dengan Dr Cahyo.  Hanya saja Dr Agus menjelaskan lebih panjang lebar tentang apa itu VC (yang ternyata kepanjangan dari Vriescoupe) atau teknik potong beku untuk mengetahui apakah jaringan tersebut tumor jinak atau ganas dengan waktu cepat.  Dokter juga menjelaskan bahwa hasil Birads 4 menunjukkan kecenderungan ke keganasan, karena sebenarnya Birads tersebut ada 6 level, makin keatas makin menunjukkan kemungkinan keganasan.
Penjelasan Dr Agus membuat gw lega, maksudnya lega disini adalah, lega bahwa diagnosanya sama, dan merujuk pada hal yang sama, operasi.  Gw bisa nantinya menjalankan operasi, tanpa perlu takut nantinya ada yang bilang : lho kenapa dioperasi langsung, harusnya kan abc dulu...
Soal operasinya sendiri sih, ya, sudahlah dijalanin aja, ngga usah susah hati, mau di tunda2 juga akhirnya harus dioperasi, ya mendingan mah cepet aja...

---lanjut ke "operasi breast cancer---





No comments: