Tuesday, November 26, 2013

Trip ke Cambodia

Minggu lalu, tepatnya 2-6 November 2013 gue berkesempatan buat jalan-jalan ke Cambodia. Yay, salah satu dari list negara ASEAN gue bisa dicoret deh. Yihiiiy...
Dibawah ini beberapa hal2 penting (menurut gue sih, belum tentu penting menurut orang lain :)) tentang jalan2 ke Cambodia :

1. USD dimana-mana
Mata uang di Cambodia adalah Riel, nilainya sekitar 2,6 kali Rupiah. Jadi kalau 100 Riel, nilainya adalah Rp 260. Nah, tapinya, selain Riel, mereka juga sangat welcome sama USD, terutama buat turis.  Disatu sisi itu nyenengin karena jadi gampang, tapi disisi lain, jadi berasa mahaaal, soalnya apa2 minimal 1USD. Naik Tuktuk (semacam bajaj) bayarnya 2-3 dollar untuk jarak dekat kan jadi berasa mahal. Soalnya nawarnya juga ngga bisa 2,5 Dolar, pasti ngepas 2 ke 3 dolar.

2. Wisata Candi
Jalan2 ke Cambodia, ada dua jenis lokasi yang sudah pasti didatangi para turis. Wisata Candi (Angkor Wat  dan saudara2nya) di Siem Reap dan Lokasi Killing field plus Genocide museum alias napak tilas PolPot di Phnom Penh.

Phnom Penh adalah ibu kotanya Cambodia, sementara Siem Reap merupakan kota Wisata yang lokasinya ada sekitar 6 jam perjalanan darat ke arah utara.  Setiap hari ada bis2 yang melayani rute untk kedua kota ini, bahkan ada pula bis malam (sleeping bus)  Perjalanannya lumayan, maksudnya lumayan bikin bokong pegel, karena jalan antar propinsi mereka banyak yang grundel-grundel, jadi berasa kaya dilempar2 diatas kursi.

 Jalanan menuju Siem Riep, ada yang aspalnya sampai terkelupas parah giniiii

Mulai dari Wisata Candi ya :  
Angkor Wat dan teman2nya adalah kompleks situs yang lumayan besar, terawat dan beberapa situsnya keren2.  Buat gue, situs yang 'must see' adalah Angkor Wat (karena paling besar, megah) terutama kalau bisa dapetin sunrise disana.  Kemarin, gw (dan ratusan turis sunrise) yang pagi2 utuk2 datang dengan tuktuk (bagus ya rimanya) ngga beruntung karena sunrisenya tertutup awan. Tapi masih kelihatan keren, so pastinya kalau sunrise sempurna-- jauuuh lebih bagus.

 Angkor wat dipagi hari, sayang sunrisenya ngga jelas, sayang juga kamera gw dodol
banyaaaak banget ya yang mau nonton sunrise di Angkor Wat. Semua subuh2 udah asik nangkring cari posisi strategis


Situs lain yang juga harus dilihat adalah Bayon (itu yang gambarnya ada di atas -- persis gambar sampul Tintin di Cambodia), Ta Phrom (tempat syutingnya tomb raider--menurut supir tuktuk sih :)) yang keren dengan banyaknya pohon gum alba yang "menguasai" candinya, juga Banteay Shrei : Candi asli Cambodia yang warnanya pink dan desainnya berbeda.  Candi terakhir ini lokasinya lumayan jauh dari candi2 lainnya.  Tapi karena cantik, ngga kerasa rugi disempetin kesana.


salah satu candi dengan pohon gum alba yang sudah "menguasai bagian dalam candi"

teras salah satu candi, kalau ngga salah ini terrace of leper king 

banteay shrei, candi woman citadel, batunya warnanya pink, dan ukirannya beda sama candi yang lain

Kalau mau ngerti bangeeet soal Cecandian ini, ada baiknya sebelum jalan ke komplek arkeologis, sisipkan sehari sebelumnya buat ke Angkor Wat National Museum di Siem Riep.  Museum ini keren banget, dan dijamin langsung ngerti sejarah tentang situs2 yang ada, plus nama2 para Raja pendirinya.


3. Killing Field dan Genocide Museum
Tahun 1975 -1979 adalah tahun2 kelam buat rakyat Cambodia.  Saat ini, Khmer Rouge atau Red Khmer menggulingkan kekuasaan dan berkuasa dengan sistem komunis di Cambodia.  Saat mereka berkuasa, ada sekitar 3juta orang yang mereka bunuh.  Sebagian karena orang2 itu dianggap berbeda pandangan politik, atau karena mereka adalah orang yang dianggap berbahaya.  Namun banyak juga yang tidak ada hubungannya dengan politik, namun dipaksa mengaku kesalahan yang mereka ngga pernah lakukan.  Yang mengerikan dari Khmer Rouge ini adalah mereka ngga sekedar bunuh lawannya, mereka menyiksa dengan kekejaman yang bener2 bisa bikin gue ngebayanginnya aja pingin muntah.

Ada banyak killing field di Cambodia, tersebar di beberapa daerah.  Namun yang paling banyak dikunjungi adalah Killing Field yang terletak 12km diluar kota Phnom Penh.  Walaupun secara nyatanya, yang kita datangi adalah hanya lapangan besar plus satu monumen berisi tengkorak para korban, namun, dengan bantuan cerita dari alat bantu pandu berupa headphone, suasana sedih, seram dan penjelasan mengenai kejadian tragis tahun 1975-1979 itu jadi terasa sangat jelas.  Mereka juga memberikan rekaman2 lagu2 sedih berbahasa Khmer, yang bener-bener membuat suasana napak tilas killing field berasa antara haru dan menyeramkan.

Ada 3 kalimat yang gw inget di area ini, dua berasal dari Rezim Khmer Rouge : "Better to kill an innocence man, than to spare an enemy alive", dan "if you want to kill a grass, you have to kill all the root".  Dua kalimat yang rada2 gila dan membenarkan kelakuan mereka membunuh secara massal.  Kalimat kedua lebih menyeramkan, karena membenarkan mereka untuk membunuh anak2 bahkan bayi, dengan alasan : supaya ngga ada yang balas dendam nantinya.  Kalimat ketiga adalah kata penutup di panduan : Alasan mereka untuk menyebarkan kepedihan killing field ini adalah, untuk memastikan tidak akan ada kejadian serupa terjadi lagi, dimanapun kapanpun.  Ini serem banget buat gue, karena kejadian di Cambodia ini kan cuman gara2 1 orang gila yang namanya Polpot yang bisa menyebarkan kegilaannya ke banyak pengikutnya.  Bayangin kalau ada orang gila serupa ini lagi. Serem.

Genocide Museum (Toul Sleng) merupakan ex tempat penyiksaan tahanan, sebelum mereka dibawa ke killing field untuk dibunuh.  Disini dipasang aneka peralatan yang tadinya digunakan untuk menyiksa tahanan. Juga foto2 tahanan yang nelangsa2 sekali.  Disini, entah kenapa gue ngerasa mual, dan nyium bau darah.  Sedih plus serem semua campur aduk.

kumpulan tengkorak di Killing Field, syerem ngga sih....

4. Hotel dan kesiapan departemen Pariwisata Cambodia
Menurut gue, pemerintah Cambodia sangat berniat untuk memajukan kepariwisataan mereka.  Daerah Siem Riep sebagai daerah wisata Situs Arkeologi bener2 dipromosikan dan dirawat rapi.  Daerah Sisowath dengan pinggiran sungai mekong yang ditata rapi juga terlihat menarik buat wisatawan.  Walaupun secara umum dibanding Indonesia, Cambodia masih kelihatan ketinggalan, tapi daerah wisatanya kelihatan sudah lebih ditata rapi.  Salah satu buktinya adalah : WC umum di tempat wisata, semuanya bersih!

Yang gue juga suka adalah daerah promenade sungai di Phnom Penh, Trotoarnya lebaaaar banget, bersih, dan asik buat jalan2 sore.  Sungainya juga bersih dan ngga berbau. 

jalur hijau promenade di sisi sungai mekong, bersih, lebar, nyaman)

Untuk Hotel, ini juga kelebihan Cambodia, terutama Siem Riep. Hotel2nya murah dan bagus! Di Phnompenh hotel bagus dengan kamar yang sangat bersih (gue menginap di 1upbanana dan the terrace on 95) bisa didapatkan dengan 40USD.  Untuk 50USD, gue udah dapetin kamar yang cantik eks rumah Prancis masa lalu. Di Siem Riep, bahkan dengan 17USD (tanpa sarapan-Golden Temple Villa), gue udah dapetin kamar plus layanan free massage, free rental bike.  Plus receptionistnya bener2 sangat ramah, dan 'hobby' ngebantuin kita untk bisa dapetin paket wisata/bis/apapun dengan harga dan nilai terbaik.
salam dari golden temple villa - siem reap.  Murah tapi keren banget ini hotel, pelayanannya tob markotob..

5. Or kurn, Luk Lok, Amok, Warung Bali
Or Kurn artinya terimakasih. Satu2nya kata Khmer yang gue bisa ucapin.  Tapi berguna banget buat disenyumin, plus diajakin ngobrol sama orang2 sana.

Luk Lok dan Amok adalah makanan khas Khmer yang bolak balik gue makan.  Luk Lok serupa tumis daging dengan paprika, sementara Amok serupa opor, namun berasa kuat dengan rempah2 seperti sereh, daun jeruk dan jahe.  Bukannya menggunakan santan, mereka menggunakan telur untuk kuah Amok.

nasi dan amok. mirip opor kan?

Sebagai orang yang ngga bisa makan bebabian, hidup gw agak susah juga, soalnya kan gue juga ngga terlalu suka makan makanan arab, dan kayaknya ngga pas gituloh, makan makanan arabic di Cambodia.  Ngga Cucok.  Ya, mesennya ayam atau daging aja (walopun ada pilihan pork juga sih--- tapi merem ajalah :)) 

Nah, pas jalan2 di Phnom Penh tepatnya di 178 street deketnya National Museum,  seneng banget nemu restoran Indonesia, namanya WARUNG BALI.  Yang menyenangkannya, rasa makanannya enaaak. Indonesia banget! Pemiliknya, 2 orang Indonesia (kalau ngga salah namanya Pak Laksmi dan Pak Yudi) yang sudah tinggal 15 tahun di Cambodia. Masakannya juga termasuk murah dibanding resto2 lain di area sekitar National Museum ini. Kalau di tempat lain sekitar 12-14 USD buat berdua, disini buat makan pake 2 lauk dan satu sayur (terung balado, ayam goreng kremes, ayam balado) cukup 8 USD aja.
Pak pemilik restonya juga ramah dan asyik buat diajak cerita.  Mau niat makan 15 menit doang, akhirnya kita betah sejam di resto ini karena ngobrol ngalor ngidul.  Ngga disangka juga ternyata daerah rumah Pak Laksmi di Jakarta juga di deket2nya Cileduk Raya... hehe jauh2 ketemunya tetangga jugaaa...

6. Shopping
Shopping di Cambodia lumayan menyenangkan, karena barangnya banyak yang lucu2.  Harganya tergantung kekuatan nawar, terutama kalau dipasar.  Di Cambodia, ada dua jenis suvenir.  Yang satu suvenir standar yang bisa didapatkan di pasar2, lainnya adalah barang2 yang dibuat oleh NGO atau LSM.  Lumayan banyak LSM yang bekerja membantu rakyat Cambodia, ada uang membantu korban trafficking (Daughter of Cambodia), ada yang korban landmine (Ta Phrom), ada yang anak jalanan (Friends), juga ada yang mengurangi sampah plastik (Smateria).  Semua hasil karyanya bagus2, bikin bingung milihnya. Street 178 adalah satu jalan yang bisa ditelusuri buat nemuin toko2 kecil berisi barang2 lucu mereka.

Untuk Pasar, di Phnom Pehn ada Central Market dan Russian Market yang sering didatengin para turis. Karena masalah waktu, gue cuman bisa ke Russian Market, pasar suvenir murah meriah buat oleh2.
Di Siem Riep, adal lebih banyak pasar yang banyak suvenir. ada Old Market (Psar chai), dan banyak Night Market (Art Night Market, Night Noon Market, Angkor Night Market), tapi yang paling gue sukai adalah Angkor Night Market karena pasarnya punya karakter. Lokasinya ada di belakang golden temple villa.  Bagian dalamnya lantainya dari baru2 kerikil kecil, beda deh sama pasar malam lainnya.  Barang yang dijual bukan produksi massal, tapi banyak yang hasil karya seniman2 Cambodia. Oya, semua penjual di Pasar2 ini sering berwajah jutek kalau lagi ngatur2 barang.  Tapi begitu diajak ngomong, baru deh cerah ceria... Suka colek2 demi bikin kita nambah belanja juga..

7. Politik dan Supir Tuk Tuk
Di Cambodia, kalau ngga salah baru aja ada Pemilu, dan kelihatanya partai incumbent menang lagi.  Nah, secarra umum kelihatannya golongan rakyak kebanyakan mencurigai bahwa ada permainan di hasil pemilu ini. Ngga tahu deh bener apa engga. Yang jelas, saban naik tuktuk atau taksi, passsti deh diajakin ngobrol soal politik, korupsi dll dsb.  Agak berasa seperti di Indonesia jaman sebelum reformasi (pengen deh gw bilangin ke mereka, udah pak, nanti kalau partai yang lo ngga suka diganti sama partai lain, sama aja kok korupsinya... ngga usah berharap terlalu banyak, nanti kecewa :)).  Yang bikin gw kaget adalah mereka bener2 SUKA ngajakin ngobrol politik.  Mungkin level kecewanya sudah tinggi banget atau kenapa ya? soalnya kita kan orang asing yang pasti cengar cengir ga karuan doang kalo diajakin ngobrol gitu.

Oya, secara umum naik tuktuk aman di Cambodia, supirnya juga sopan dan ramah. Yang penting kita harus berani nawar. Jarak deket 1-2 USD, jarak jauh 3-4 USD.  Kalo kita nawarnya kerendahan mereka suka bilang : I have to give food to my family, madam. Hehe, jadi ngga enak deh nawarnya.  Terus, kalau naik tuktuk, pastiin tas ditaruh di tengah kursi.  Menurut para supir tuktuk, pernah ada masanya banyak penjambret yang nyolong tas dari dalam tuktuk sementara mereka naik sepeda motor, ngga bisa kekejar, soalnya tuktuk jalannya alon2 asal kelakon...

8. Debu n Masker
Kalau ke Cambodia, jangan lupa bawa Masker (atau beli juga banyak sih, 500 riel aja), soalnya debunya paraaaah, terutama di jalanan luar kota (menuju killing field).  Pak Tuktuk yang kami sewa, ampe beliin masker pas lihat kita batuk2 sama debunya.  Kalau Jakarta dibilang polusinya parah, kota ini bahkan susah napas karena debu-an banget.

sedia masker sebelum batuk2 kena polusi debu

Itu dia 8 point yang gue paling inget tentang Cambodia.  Ada sih beberapa hal lain, seperti banyaknya monk aliyas biksu, juga pertunjukan tarian rakyat di Museum National yang asik buat ditonton malem2... Tapi itu nanti ya... udah kepanjangan iniiii :)